Pada dasarnya ungkapan dan ekspresi tanda cinta itu beragam, tergantung bagaimana sudut pandang sang pecinta dan yang dicintai, namun sekali Lagi kebanyakan orang akan melihat itu sebagai sesuatu yang berbeda, terkhusus fihak yang dicintai itu sendiri.
Dalam kasus sehari hari, ada seorang anak di usia 13 tahun dia merengek kepada orang tuanya untuk dibelikan sepeda motor, dan pula tidak jarang pada sebagian kasus, sang anak akan mengancam tidak mau sekolah, minggat bahkan ada yang mengancam akan bunuh diri jika permintaanya. Tentu jika kita sebagai orang tua pada detik itu dihadapkan pada situasi sulit, ada banyak alasan bagi si orang tua tersebut tentunya kenapa permintaan itu tidak dikabulkan, namun sang anak terlajur memahaminya sebagai ketidak pedulian, ketidak cintaan orang tuanya kepada si anak tadi, padahal sebagaimana yang pernah dikatakan Oleh Al Imam Al Arief billah Ibnu ‘atho Assakandary :
متى فتح لك باب الفهم في المنع عاد المنع عين العطاء
Ketika Allah membukakan pintu faham bagimu tentang penolakaNYA, maka engkau akan memahami bahwa penolakan itu hakikatnya adalah pemberian.
Study kasus anak dengan orang tua, Hamba dengan Tuhanya ini, tentu jika kita mau Elaborasi pada kasus sehari hari dalam interaksi social yang lebih umum tentu akan lebih kaya lagi.
Poinya, ternyata dalam urusan cinta dan mencintai saja kita sudah bisa menemu khilafiyah, apalagi jika sejak awak interaksi social kita memang sudah didasari rasa iri dengki hasud dan sebagainya.
Maka yang dibutuhkan adalah sudut pandang dan resolusi pandang yang menghasilkan kejernihan akal dan hati, bagaimanpun khilafiyah adalah sunnatulloh yang bagaimanapun mesti ada. Wal hasil egoisme yang bertopeng Kema’rufan tentang usaha untuk menyeragamkan dalam satu corak berarti sama saja menentang sunnatulloh itu sendiri, jadi hal yang terpenting adalah bagaimana merawat khilafiyah itu dengan baik, beradab, secara proposinal dengan cara terus mencoba menggali, menyelami kemungkinan kemungkinan yang ada untuk menemu serta memahami nilai nilai cinta yang tersirat di dalamnya.
Dan Al Qur’an sebetulnya sudah menggariskan hal ini dengan Indah dalam Al Hujurat Ayat 13 :
((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
*)Muhammad Adib