Pagi ini, jutaan warga NU kumpul di Jawa Timur untuk berdo’a (istighatsah). Satu pintanya, ridla Allah Swt. Sungguh mulia sekali. Para santri dari seluruh penjuru negeri duduk lesehan di depan para ulama dan menengadahkan tangan. Pemandangan yang sangat nyaman.
Begitulah cara pengikut kebangkitan ulama ini mengetuk pintu langit yang jauh jaraknya dari bumi. Dan dengan cara inilah, cahaya Allah diharapkan menyinari hati. Langkah santun dan terhormat dijalani dengan penuh kidmat.
Cara-cara seperti ini selalu menjadi ciri khas NU. Memang sejak dahulu para Kyai selalu meminta agar istighatsah itu rutin dilakukan dalam situasi sesulit apapun. Bahkan dalam kondisi perang pun, istightsah tetap dijalankan.
Mendekat pada Allah lewat cara istighatsah semua menjadi tenang. Hati, pikiran dan perilaku akan seiring tanpa emosi. Justeru lahir jiwa dan perilaku suci dengan modal do’a para Kyai yang dikumandangkan bersama para santri.
Disitulah cahaya Allah itu hadir dengan sinar positif. Disitulah rahasia langit terungkap. Tabir itu terbuka lebar dengan ridlaNya. Tabir membuat orang santun dan tawakkal. Hilang kesombongan dan keangkaramurkaan. Hadir ketawadluan dan kesalehan.*)
M Rikza Chamami
*Dosen UIN Walisongo dan Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang