Slawi_NU Tegal-
Arah perjuangan kader-kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat ini dihadapkan pada kompleksitas persoalan yang tidak hanya pada skala nasional, tapi juga persoalan global. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan massif menjadi bagian dari pemacu perubahan sosial yang menembus batas-batas teritorial.
Demikian disampaikan Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Fuad Hidayat, pada acara Saresehan Kader dan Alumni PMII Kabupaten Tegal, Minggu (26/2) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Tegal, di Jalan KH Wahid Hasyim, Slawi.
“Di era serba digital saat ini kita harus pandai beradaptasi dengan perubahan di segala bidang, tapi tetap kita harus memelihara nalar kritis. Selain itu, kita harus bisa berinovasi dalam merancang program-program yang berorientasi pada penguatan kapasitas kader,” ujar Fuad Hidayat yang merupakan kader PMII era 90an di kampus UNDIP Semarang.
Dia mengungkapkan, di era 90an kader PMII berhadapan dengan kekuasaan negara yang represif, baik terhadap mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Saat itu, kata Fuad, gerakan mahasiswa memiliki “musuh bersama” berupa rezim kekuasaan orde baru.
“Di waktu dulu gerakan mahasiswa termasuk PMII memiliki agenda gerakan perlawanan terhadap sistem kekuasaan yang represif. Saat itu rezim orde baru menjadi musuh bersama. Lalu kita menggalang perlawanan demi terwujudnya perubahan sosial dan sistem politik,” tuturnya.
Adapun saat ini, masih kata Fuad, situasinya sudah berubah drastis. Sistem politik sudah berubah dan keterbukaan informasi serta akses kekuasaan juga sudah berkembang sangat cepat. Banyak kader PMII yang kini sudah menguasai birokrasi, juga menjadi pengambil kebijakan di berbagai institusi pemerintahan.
“Sehingga saat ini kekuasaan negara seolah sudah bukan lagi menjadi musuh bersama seperti di era 90an. Apalagi banyak kader senior PMII yang berada di kursi penerintahan. Tapi situasi seperti ini harusnya tidak menyurutkan sikap kritis kader-kader PMII. Kita tetap harus mengobarkan nalar kritis terhadap jalannya sistem kekuasaan negara,” tegas Fuad.
Ditambahkan, medan juang kader-kader PMII era kekinian bergeser pada pendampingan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat seperti masalah kemiskinan, kesehatan, hak-hak minoritas, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Cabang PMII Tegal, Ikmilana Dina menyatakan, kebutuhan kader-kader PMII saat ini adalah penguatan kapasitas. Karena itu pihaknya menyiapkan agenda tersebut melalui progran-program kerja yang tengah digodok melalui forum Rapat Kerja PC PMII Tegal.
“Jika dimungkinkan kita akan membentuk badan semi otonom untuk menampung bakat dan minat anggota PMII. Harapannya hal itu dapat mendorong peningkatan kapasitas dan penguatan individu para kader,” pungkas dia. ***
Pewarta : M. Shafei Pahlevie