Pancasila bukan saja sejalan dengan ajaran Islam, tetapi lebih dari itu Pancasila justru dipandang sebagai esensi nilai-nilai ajaran Islam. Hal itu disampaikan oleh Grand Syekh Al-Alzhar, Prof Dr Ahmad Mohamad Ath-Tayeb ketika menerima Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani di Kairo, Mesir, Kamis (26/4).
“Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, prinsip musyawarah dan keadilan merupakan intisari ajaran Islam,” ujar Grand Syekh Al-Azhar lewat keterangan tertulis yang dikirim Humas Menko PMK kepada NU Online, Jumat (27/4).
Pada kesempatan itu Grand Syekh Al-Azhar juga menyatakan telah mengenal pemikiran Bung Karno sejak berada di bangku sekolah menengah. Bung Karno bukan saja berjasa bagi peningkatan hubungan Indonesia-Mesir, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi dunia internasional.
Menko PMK dalam pertemuan menyinggung potensi kerja sama riil untuk membangun Islam moderat dan meminimalisir Islam radikal melalui kerja sama yang intensif dengan Al-Azhar khususnya di bidang pendidikan bagi para dai.
“Kita perlu mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, yang dimulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi. Al-Azhar bisa berperan aktif dalam pengembangan kurikulum tersebut,” ujar Menko PMK.
Menko PMK juga menyampaikan terima kasih atas peran Al-Azhar dalam menciptakan alumni-alumni yang menjadi tokoh-tokoh Islam di Indonesia. Serta komitmen Al-Azhar yang siap mengirim para guru untuk mengajar para dai serta menyediakan beasiswa untuk para ustadz di Indonesia.
Saat ini, ada sekitar 4.600 mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar. Dalam kesempatan ini, Grand Syekh berharap mahasiswa yang tidak mendapat beasiswa dari Al-Azhar bisa mendapatkan beasiswa dari pemerintah.
Menko PMK juga menyampaikan salam dari Bapak Presiden RI, Joko Widodo, untuk Grand Sheikh Al-Azhar. Presiden Joko Widodo menyambut gembira dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan Grand Sheikh Al-Azhar untuk menghadiri dan menjadi pembicara dalam High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyat al-Islam (HLC-WMS) di Bogor pada 1-3 Mei mendatang.
Dubes RI untuk Mesir, Helmy Fauzy yang mendampingi Menko PMK dalam pertemuan menyatakan bahwa sampai saat ini masyarakat Indonesia secara umum sangat antusias untuk mengirimkan putra putrinya. Ini membuktikan bahwa Al-Azhar masih tetap menjadi kiblat ilmu agama Islam bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Dubes Helmy Fauzy juga menggambarkan bahwa pertemuan Grand Syekh Al-Azhar dengan Menko PMK berlangsung sangat akrab, bersahabat, dan penuh kehangatan dimana Grand Sheikh Al-Azhar sangat menghargai peran aktif Indonesia di dalam memajukan Islam moderat yang rahmatan lil alamin.
Selain sebagai pejabat yang secara protokoler setingkat Perdana Menteri di Mesir, Grand Sheikh Al-Azhar juga merupakan salah satu tokoh penting Islam yang sangat berpengaruh di dunia.
Hal itu antara lain dibuktikan dengan penghargaan dan pengakuan terhadap Grand Sheikh Al-Azhar oleh berbagai pemimpin dunia dan lembaga internasional atas peran aktif dan kontribusinya yang besar dalam penyebaran dan pemajuan ajaran Islam yang moderat, yang jauh dari radikalisme dan intoleransi.
Beliau berada dalam urutan pertama dari daftar 500 tokoh Islam paling berpengaruh di dunia tahun 2018 (The World’s Most Influential Muslim).
Dalam kunjungannya ke Mesir selama 3 hari, Menko PMK antara lain bertemu dengan Grand Syekh Al-Azhar dan Grand Mufti Mesir Prof. Dr. Shawki Allam, serta melakukan pertemuan dengan para pelajar Indonesia di Asrama Indonesia Universitas Al-Azhar.
Selain sebagai upaya peningkatan hubungan bilateral, kunjungan Menko PMK ke Mesir adalah dalam rangka peningkatan kerja sama pendidikan dan keagamaan. (Fathoni-NU Online)