Slawi_NU Tegal- Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kab Tegal menggelar seminar bertema “Sinergi Membangun Peradaban Kabupaten Tegal”, Minggu pagi (10/11) bertempat di Gedung Rakyat Slawi. Kegiatan ini digelar dalam rangka Palantikan Pengurus Cabang (PC) IKA PMII dan Pengurus Cabang (PC) PMII Kab Tegal.
Kegiatan seminar tersebut menghadirkan 4 orang narasumber, antara lain; Hendri Wicaksono, A. Saefudin MA selaku Rektor Institut Bhakti Negara (IBN) Slawi, Haron Bagas Prakosa (mantan Sekda Pemkab Tegal) dan Hanif Dhakiri (Mantan Menteri Tenaga Kerja RI).
Haron Bagas Prakosa lebih banyak memaparkan sejarah perkembangan peradaban itu dimulai dari waktu perpindahan Ibu Kota Kabupaten Tegal ke Slawi. Periode ini, kata Bagas, sebagai titik awal pembangunan peradaban di sektor pranata pemerintahan, mulai dari infrastrukturnya hingga budaya taat konsitusi.
“Periode awal pembangunan peradaban di Kabupaten Tegal itu dimulai dari sini. Dari mulai pembangunan infrastruktur pemerintahan yang baru sampai tata kelolanya hingga terbentuk kesadaran taat konstitusi di masyarakat,” ungkap Bagas.
Sementara itu, Dr. Saifudin lebih menyorot pada perkembangan dunia pendidikan di Kabupaten Tegal dari masa ke masa sehingga membentuk masyarakat yang lebih terbuka.
“Kemajuan di bidang pendidikan juga berdampak pada peningkatan kesadaran individu dan masyarakat secara luas. Pendidikan punya pengaruh besar dalam pengembangan nilai-nilai kehidupan sosial kemasyarakatan,” tutur Saifudin.
Pada sesi tersebut Hendri Wicaksono lebih menitik beratkan pada tema membangun sikap egaliter masyarakat Kabupaten Tegal. Penumbuhan egalitarianisme ini, kata dia, menjadi bagian dari tolak ukur bagaimana suatu peradaban berkembang di masyarakat.
“Masyarakat egaliter mensyaratkan adanya penguatan individuasi dan peningkatan kesadaran untuk membangun perubahan sosial yang lebih produktif,” ucap dia
Senada dengan itu, Hanif Dhakiri yang menyampaikan materi pada sesi terakhir menyebutkan bahwa pembangunan peradaban di suatu daerah harus dirintis secara sinergis dan berkelanjutan.
“Pembangunan ekonomi di suatu kawasan misalnya, harus juga memperhatikan potensi lokal di kawasan tersebut. Dalam hal ini pemerintah daerah harus bisa menjadi motor penggerak untuk mensinergikan potensi-potensi yang ada di masyarakat,” terang Hanif. ***
Pewarta : M. Shafei Pahlevie.