Tarub_NU Tegal-
Farah Nur Ghania Putri, santriyah Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an 5 Tegal berhasil meraih Medali Perak dan penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI dalam kancah Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggaran secara daring, belum lama ini.
Santriyah yang juga merupakan siswi SMP Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 5 itu turut membawa nama harum Kabupaten Tegal pada bidang Lomba IPA di ajang OSN jenjang SMP/MTs. Penyerahan penghargaan dari Menteri tersubut dilakukan oleh Bupati Tegal Drs. Hj. Umi Azizah di Rumah Dinas Bupati Tegal di Jalan KH Wahid Hasyim Slawi.
“Ini merupakan wujud nyata anak bangsa dalam menorehkan prestasi yang luar biasa. Tentunya hal ini juga sangat membanggakan bagi masyarakat Kabupaten Tegal karena mampu meraih prestasi di tingkat Nasional. Dan yang membuat saya gumun ini diraih oleh santri penghafal Al Quran,” ucap Bupati Umi Azizah penuh haru.
Ketua Yayasan Nur Fathon H. M. Agus Subandi, ST mengaku sangat bersyukur karena SMP Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 5 yang belum genap usia 2 tahun itu telah mampu meraih prestasi di ajang sains tingkat Nasional. Ia mengatakan, lembaga yang dipimpinnya itu merupakan satu-satunya di Kabupaten Tegal, baik sekolah Negeri maupun swasta, yang berhasil lolos pada kancah OSN sampai ke tingkat Nasional.
“Keberhasilan ini patut kita syukuri sebagai suatu nikmat yang sangat indah. Mudah-mudahan prestasi para santri di sini dapat semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat. Selain itu diharapkan juga dapat mengoptimalkan sinergitas antara lembaga kami dengan para stake holder dalam rangka mencetak generasi Qurani yang berprestasi,” tutur H. M. Agus Subandi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 5 Tegal Badruzaman, MSI menandaskan bahwa selama ini pihaknya selalu menerapkan prinsip intelectual quranic kepada seluruh jajaran civitas akademika.
“Prinsip intelectual quranic yang berakhlaqul karimah, berprestasi unggul, beragama yang ramah, berwawasan global, visioner dan siap menghadapi era digital itu selalu kami tanamkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Pembelajaran di kelas juga dibuat semenarik mungkin secara aktif, kreatif dan inovatif,” papar Badruzaman.
Hal tersebut diamini oleh Baiti Rohmawati, S.Pd selaku guru IPA pada SMP Tahfidh Yanbu’ul Qur’an 5 dan pendamping OSN. Ia merasakan ada keistimewaan tersendiri yang dimiliki para santri penghafal Al Qur’an dalam hal IQ.
“Secara real, kami akui IQ mereka di atas rata-rata. Makanya kami memiliki harapan besar dengan banyaknya santri penghafal Al Qur’an yang berprestasi di bidang sains, dan mampu mengharumkan dunia pendidikan di pondok pesantren,” imbuhnya. ***
Pewarta : M. Shafei Pahlevie