Jika saat malaikat maut mencabut nyawanya , dalam hatinya penuh dengan cinta dunia , maka keadaan itulah yang ia bawa kehadapan Allah Ta’ala . Na’udhubillah min dzalik .
Tetapi jika saat itu , didalam hatinya penuh dengan cinta kepada orang-orang yang Shalih . Cinta kepada Auliya . Cinta kepada Baginda Nabi SAW , maka keadaan yang indah seperti itulah yang dia bawa menghadap ke hadirat Allah !
Sebuah kisah untuk dijadikan ibrah :
Ada pemuda muslim mempunyai kekasih wanita Nasrani . Kedua-duanya saling mencintai . Hanya saja mereka tidak mendapat restu keluarga untuk menikah disebabkan perbedaan keyakinan tersebut . Cinta yang tidak kesampaian itu menyebabkan mereka berdua jatuh sakit . Mereka dibawa ke Rumah Sakit dalam keadaan lunglai tak berdaya . Raga mereka berdua terlampau lemah untuk menahan derita jiwa mereka yang remuk redam oleh cinta .
.
.
Semakin lemah tubuh mereka , tergeletak menanti ajal tiba . Pada detik-detik terahir Seorang Syaikh menengok keadaan mereka , ingin menasehati keduaanya . Kepada Pemuda muslim itu Syaikh berkata :
“ Sudahlah , Anakku . Terimalah keadaan dengan Ikhlas . Masih banyak wanita muslimah yang lebih tepat untukmu “
.
.
Pemuda itu menjawab dengan suara yang lemah :
“ Wahai Syaikh … Aku sangat mencintainya apa adanya . Tubuhnya , jiwanya , agamanya .
Kalau memang yang menjadi penghalang adalah perbedaan keyakinan ini , maka mulai saat ini saksikanlah , dan tolong katakana kepada mereka semua , bahwa kini aku telah keluar dari Islam dan menjadi Nasrani . Supaya aku segera dapat menikahi dirinya …”
.
.
Baru selesai berkata demikian , tiba-tiba tubuh pemuda itu terdiam . Nafasnya terhenti , MATI . Namun ia membawa kematiannya dalam keadaan MURTAD , waliyadhu billah .
Dengan cepat Syaikh menengok Perempuan Nasrani yang juga dalam keadaan sekarat . Dan begitu mata si perempuan menangkap kedatangan Syaikh yang datang dengan jubah dan Imamah dikepalanya , maka meledaklah tangisnya .
.
.
Dengan airmata yang deras mengalir dipipi , perempuan itu berkata :
“ Wahai Tuan… Betapa malang nasibku ini , tidak dapat aku menikahi lelaki pujaan hati. Aku sangat mencintainya apa adanya , tubuhnya , jiwanya , apaun yang ada dalam dirinya .
Jika memang karena perbedaan keyakinan ini yang menghalangi , maka tolong ajari aku syahadat supaya aku bisa menjadi seorang muslim seperti dirinya sehingga aku dapat menikah dengannya …”
Syaikh pun menuntun ia membaca dua kalimah syahadat . Dan begitu selesai bersyahadat , tubuh wanita itu diam kaku tak bergerak , nafasnya berhenti , MATI . Tetapi dia membawa kematiannya dengan Iman , KHUSNUL KHOTIMAH . Meninggalkan Syaikh dalam pernungannya yang dalam.
“ seseorang dimatikan sesuai dengan keadaan cintanya “