Kisah ini saya dapatkan dari seorang santri Lirboyo angkatan 90-an, sebut saja namanya kang Dul.
Pada tahun 93, kang Bedul masih berstatus sebagai santri Lirboyo, hari itu ada hajat acara besar di Pesantren yang digadang sebagai salah-satu Pesantren terbanyak santrinya seantero Nusantara ini, beberapa tokoh besar di internal NU pun tercatat pernah nyantri di sini.
Acara terus berlanjut, hingga pada penghujung acara inti Mauizhah Hasanah yang akan disampaikan Gusdur, terjadwal jam 12 siang, Gusdur dijadwalkan naik podium, waktu menunjukkan pukul 11 siang, pihak panitia menghubungi orang yang mengantar Gusdur, tapi jawaban yang diterima Gusdur baru akan naik pesawat, panitia sudah agak harap-harap cemas, secara estimasi waktu kalau pesawat landing di Surabaya sekitar 45 menit dari Jakarta masih harus menempuh perjalanan darat, tidak sampai di situ, pihak orang Gusdur menghubungi panitia bahwa pesawat yang dinaiki Gusdur beserta rombongan delay, pesawat baru dijadwalkan take-off pada pukul 01 siang, panitia panas dingin mendengar kabar ini, untuk mengantisipasinya, ahirnya demi mengisi kekosongan salah satu perwakilan panitia soan ke masyayikh untuk bergantian mengisi kekosongan podium sementara sembari menunggu rawuhnya Gusdur, satu demi satu para kyai naik turun podium memberikan sepatah dua patah kata.
Waktu menunjukkan pukul 01.45, namun si tamu agung tak kunjung nampak batang hidungnya, sudah sampai 9 kyai yang naik ke atas podium, para tamu undangan pun mulai kelihatan lesu kurang bergairah, dalam hati mereka bergumam; “Kayaknya Gusdur gak dateng, nih..”
Hingga pukul 02.00 Gusdur melalui panitia mengabari baru ontheway dari Bandara Surabaya ke Lirboyo, hingga Gusdur rawuh di tempat acara sudah 13 kyai silih berganti naik-turun podium.
Tepat pukul 02. 40-an Gusdur memasuki gedung, riuh para hadirin pun jadi ramai, banyak yang tabarukan sungkem tangan ke Gusdur, beliau pun dengan senang hati menerima satu persatu hadirin yang menyungkeminya, tak banyak tele-tele Gusdur menaiki podium.
Yang bikin semua hadirin tercengang adalah, dari mauizhah 13 kyai yang naik-turun panggung itu semua sinopsisnya dibahas tuntas, lengkap, sempurna hingga istidlal Qur’an, Hadits, Ijtihadnya dikupas dengan waw.
Ahirnya, kegelisahan panitia dan hadirin pun terbyayar dengan semua ketakjuban pada Gusdur.
Gus.. Kami rindu padamu.