Slawi_NU-Tegal
Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Tegal santuni 202 anak yatim piatu pada Ahad (21/08). Santunan berupa uang tunai dipusatkan di aula Kantor PCNU Kabupaten Tegal itu terealisasi atas kerja sama NU Care-LAZISNU kabupaten Tegal dan Para Donatur serta disupport oleh KOIN NU.
“Ini merupakan syiar NU Care – LAZISNU Kabupaten Tegal kepada masyarakat dan bukti bahwa LAZISNU tidak hanya eksis di dunia maya namun juga dunia nyata,” kata Ketua NU Care – LAZISNU Kabupaten Tegal , Ahmad Darus.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa program ini juga menjadi salah satu program pentasharupan KOIN NU yang dihimpun dari warga Nahdliyin se Kabupaten Tegal karena sejatinya dana KOIN NU itu kembali kepada masyatakan nahdliyin kembali.
“Kami berharap program KOIN NU di Kabupaten Tegal akan terus meningkat sehingga banyak program – program lain yang bisa dilaksanakan dan makin banyak pula warga kita yang merasakan manfaatnya”imbuhnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Rais syuriah dan ketua tanfidziyah PCNU Kabupaten Tegal beserta jajarannya. Dalam sambutannya, Ketua PCNU kabupaten Tegal, H. Muh. Muntoyo mengungkapkan bahwa kegiatan santunan tersebut merupakan bukti komitmen PCNU kabupaten Tegal melalui Lazisnu Kabupaten Tegal untuk tetap peduli terhadap sesama, peduli kepada anak anak yatim piatu terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
“Melalui LAZISNU Kabupaten Tegal hari ini kami Alhamdulillah mampu merealisasikan program rutin tahunan berupa santunan anak yatim piatu. Kami berharap hal ini mampu diikuti oleh pengurus lain di masing – masing tingkatan sehingga semakin banyak warga kita yang merasakan manfaatnya”ungkapnya.
Sementara itu, KH. Nawawi Ashari selaku Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Tegal mengingatkan akan keutamaan menyantuni atau memenuhi kebutuhan anak yatim. Beliau mengungkapkan bahwa diantara keutamaannya adalah barang siapa yang mencukupi kebutuhan 3 anak yatim setiap harinya, maka terdapat pahala layaknya orang yang melakukan sholat malam walaupun orang tersebut tidak melakukan sholat malam. Kedua, orang yang memenuhi kebutuhan 3 anak yatim mendapat pahala layaknya orang yang berpuasa. Ketiga, orang yang memenuhi kebutuhan 3 anak yatim mendapat pahala layaknya orang yang berjihat fisabilillah.
“Kami yakin kegiatan yang juga banyak dilaksanakan pengurus dan warga NU di tiap daerah akan lestari karena warga NU yakin akan fadilah atau keutamaan menuantuni anak yatim dan kami berharap kegiatan ini berlanjut tanpa harus menunggu bulan Muharram” ungkapnya.
Kontributor : Husnul Labib
Editor : eL Bahry