Gerakan radikalisme atau ideologi ekstrim kanan yang mengatasnamakan Islam mulai marak dan keberadaannya cukup mengkhawatirkan. Paham ini disebarkan dengan sangat masif terutama melalui di media sosial. Kini kita bisa melihat bagaimana saudara seiman kita mudah mengkafirkan orang lain, mudah menilai negatif orang lain, merasa paling benar, paling Islam, dan merasa paling mengikuti Rasulullah SAW, sifat-sifat ini jauh dari ajaran Islam yang didakwahkan oleh Wali Songo di Indonesia. Radikalisme agama adalah persoalan yang serius
yang merupakan ancaman bagi kebangsaan, dan tentu mencoreng nama Islam yang seharusnya dipahami dan diamalkan sebagai Rahmatan lil Alamin. Seperti dijelaskan oleh KH Yahya Cholil Staquf dalam video di atas, kelompok ekstrim kanan juga termasuk ISIS & Wahabi, telah merubah wajah Islam sekaligus menghancurkan warisan-warisan berharga peradaban Islam. Makam Nabi Yunus, makam Syech Ahmad Rifai (Pendiri Thariqah Rifa’iyah) dihancurkan, juga peninggalan2 Islam di Saudi Arabia yang perlahan mulai “Habis”. Kini kita sebagai generasi melek teknologi, harus selektif dalam memilih media mana yang akan kita ikuti, tugas generasi muda NU saat ini salah satunya adalah mengcounter narasi radikalisme dengan menyebarkan konten-konten Islam Rahmatan lil alamin, sekaligus membendung agar ideologi takfiri (pengkafiran) tidak menyebar di Indonesia, yang sangat jelas kita ketahui dampak dan akibatnya. #MytripMyziarah