Slawi_NU Tegal-
Menghadapi datangnya tahun politik di Indonesia, baik skala nasional maupun lokal, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tegal merapatkan barisan untuk antisipasi gesekan politik dengan isu agama. Hal tersebut dimaksudkan agar proses kontestasi politik di tahun mendatang tidak merusak suasana kerukunan antar umat beragama.
Ketua FKUB Kab. Tegal Drs. H. Badrudin, M.S.I mengkhawatirkan gejolak politik berbalut sentimen agama seperti pada pemilu 2019 lalu terulang kembali. Karenanya ia beserta segenap jajaran di FKUB berupaya menyatukan persepsi dan gagasan untuk antisipasi potensi konflik politik atas nama agama.
“Kami perlu untuk membuat langkah preventif dengan cara saling tukar pikir antar tokoh-tokoh lintas agama. Juga berdialog dengan pemerintah daerah, mulai dari Bupati, DPRD, Kapolres, Dandim, Danlanal dan pihak-pihak terkait,” tutur H. Badrudin kepada media NU Tegal, baru-baru ini.
Dia menambahkan, belum lama ini FKUB juga telah menggelar rapat koordinasi terkait isu agama di tahun politik yang akan datang. Dalam kegiatan tersebut turut hadir seluruh jajaran Forkompimda Kab. Tegal dan pengurus FKUB. Acara itu sendiri digelar di areal Rumah Makan Banyu Mili di Jalan Raya Singkil, Adiwerna.
“Intinya kami tidak ingin kerukunan antar umat beragama yang sudah sangat kondusif ini terganggu oleh kontestasi politik praktis. Kami berharap tidak ada lagi penggunaan istilah cebong dan kampret untuk menghasut masyarakat dalam berpolitik,” tegas dia.
Masyarakat, masih kata H. Badrudin, jangan disuguhi idiom-idiom politik yang mempertentangkan antar keyakinan umat beragama. Ia pun berharap para pegiat politik untuk bekerja dan berwacana dengan tetap mengedepankan semangat kebhinekaan. ***
Pewarta : M.Shafei Pahlevie