SSidoarjo_NU Tegal
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Drs. KH. Syaifullah Yusuf atau biasa dipanggil Gus Ipul mengatakan, Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) pertama kali dibentuk tanggal 27 September tahun 1955 di Pabrik Gula Tulangan Sidoarjo.
Pembentukan Sarbumusi itu merupakan hasil pemikiran para ulama NU untuk mengkonsolidasikan perjuangan kaum buruh, terutama berkaitan dengan gencarnya perang ideologi pada masa itu. Ulama-ulama NU merasa terpanggil untuk ikut mengawal aspirasi dan isu-isu perburuhan pada masa demokrasi liberal era Soekarno.
“Pada waktu itu kan NU menjadi Partai Politik, sehingga konsolidasi kaum buruh melalui pembentukan Sarbumusi menjadi bagian dari alat perjuangan politik NU. Di samping juga untuk mempertahankan akidah ahlussunah wal jamaah masyarakat buruh NU,” tutur Gus Ipul saat membuka Kongres Akbar Ke 6 K-Sarbumusi di Hotel Aston Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa kemarin.
Sementara, Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Drs. HM. Syaiful Bahri Anshori menegaskan, perjuangan kaum buruh dalam organisasi Sarbumusi tetap berlandaskan pada 4 Fikrah Nahdliyah, yakni tawasuth, tawazun, tasamuh, dan amar ma’ruf nahi mungkar.
“Arti tawasuth dalam konteks perjuangan buruh ini adalah bagaimana Sarbumusi bisa mencari titik temu dalam berbagai permasalahan yang muncul terkait isu-isu utama perburuhan. Jadi tidak asal hantam sana hantam sini,” ujar Syaiful.
Sedangkan arti tawazun dalam perjuangan buruh, masih kata dia, adalah upaya Sarbumusi memperjuangkan aspirasi dan hak-hak buruh secara adil sesuai regulasi dari pemangku kebijakan dan kepentingan pelaku industri.
“Adapun tasamuh dalam konteks ini adalah bagaimana kita berupaya membangun saling pengertian antara buruh, pengusaha, dan pemerintah. Nah, bilamana semua sudah mentok ya terpaksa kita mekakukan amar ma’ruf nahi mungkar dengan cara menekan pemerintah melalui aksi demonstrasi buruh,” tegas dia seraya disambut tepuk tangan dan teriakan takbir dari seluruh peserta kongres. ***
Kontributor : M. Shafei Pahlevie.