Kebodohan adalah pasar yang bagus untuk meraup uang. Demikian halnya dengan sifat terburu-buru. Boleh dibilang, sifat terburu-buru, yang menurut kanjeng Nabi disebut sebagai “sifatnya setan,” menjadi salah satu penggerak utama bisnis berbasis kebencian. Jadi sebagian orang yang naluri bisnisnya bagus dapat melihat logika sederhana ini: kebencian menimbulkan prasangka buruk; kebencian yang dipupuk terus-menerus akan mengaburkan akal sehat hingga sampai titik di mana ia tak bisa lagi membedakan mana fakta objektif dan mana prasangka buruk. Kebencian akut selalu melihat dan mencari kesalahan orang lain. Maka, jika engkau pebisnis, manfaatkan faktor ini: Kasih mereka berita yang bisa memantik kebencian: tak perlu banyak-banyak, sedikit saja, sebab kebencian akut menyebabkan kepala orang bagaikan pentol korek api: gesek sedikit terbakar. Karena kepalanya panas, mereka akan buru-buru menyebarkan apapun yang dapat memuaskan hasrat kebenciannya.
Kebencian akut menyebabkan seseorang ingin mengajak orang lain ikut membenci. Jika berhasil menggalang jamaah kebencian, orang tidak akan merasa bahwa tindakannya adalah bentuk kebencian tanpa alasan; ini salah satu cara untuk menjustifikasi kebencian. Maka berilah jamaah kebencian ini berita provokatif yang dapat memuaskan kebencian mereka. Mereka akan ramai-ramai membagikannya tanpa pikir panjang, tanpa melihat kebenaran, tanpa tabayyun, tanpa peduli apakah berita itu hoax apa bukan, apalagi memikirkan dampaknya.
setiap klik pada tautan adalah uang. Sharing adalah promosi gratis. Jangan heran jika Hateconomics atau ekonomi berbasis kebencian ini adalah bisnis menggiurkan, mengingat kenyataan bahwa media sosial bisa digunakan sebagai alat ampuh untuk memecah-belah dan menggalang kebencian dan prasangka buruk.
Oleh karena itu, jika engkau pebisnis, ini peluang bagus mencari nafkah, mumpung masih banyak orang yang menggunakan “smartphone” dengan “stupid ways.” JIka engkau politisi, manfaatkan kebencian untuk menyerang lawanmu dengan provokasi dan hoax.
Sementara orang-orang yang mau berpikir dapat mengeruk keuntungan uang dan kekuasaan dengan mengeksploitasi kebencian, orang-orang yang tenggelam dalam kebencian dan enggan berpikir akan menjadi sasaran dan korban, sebab pada titik tertentu, sebagaimana revolusi mengorbankan anak kandungnya sendiri, demikian pula kebencian akan mengorbankan orang-orang yang menyuburkan dan menyebarkannya. Mereka adalah tumbal modern untuk pesugihan berbasis hateconomics.
Para pemelihara pembenci di hati dan orang-orang kurang membaca ilmu pengetahuan akan mudah dibodohi oleh para kapitalis yang cerdas. Orang-orang seperti itu adalah sumber pendapatan mereka. Bencimu rezekiku. Hoaxmu rezekiku. Fitnahmu, rezekiku.
Selamat Datang di Era Hateconomics.