kisah menarik yang diabadikan Al Qur’an adalah Haditsul Ifki atau hoax terbesar yang menimpa Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah Ra. yang hingga mengganggu keharmonisan rumah tangga Nabi Muhammad saw.
Hoax yang dibuat orang munafik ini tidak hanya memakan korban orang-orang awam dan yang lemah iman saja, bahkan diantaranya ada pula tokoh sahabat yang termakan isu hoax ini.
Adalah Misthoh bin Utsasah, salah seorang sahabat mulia Nabi saw., yang ikut hijrah ke Madinah dan ikut berjuang bersama Nabi saw. dalam perang Badar Kubro.
Beliau pada saat haditsul hoax ini tersebar ternyata juga mempercayainya bahkan ikut asyik masyuk membicarakannya. Tak pelak Abu Bakar ra. pun dibuat berang mendapat kabar keterlibatan Misthoh ini. Pasalnya, di samping masih kerabat Abu Bakar ra, Misthoh juga hidup dari nafkah beliau, kog tega-teganya dia ikut menyebarkan berita tidak jelas yang bisa menghancurkan kehormatan Istri Rasulullah saw, Ummul Mukminin, Putri kerabat sendiri yang juga mencukupi nafkahnya, Abu Bakar As Shiddiq ra. Darah sudah mendidih dan hati pun sudah diliputi amarah, maka tanpa pikir panjang Abu Bakar ra. pun bersumpah tidak akan sudi lagi menafkahi Misthoh, sepeserpun.
Lalu turunlah diantara ayat-ayat yang membebaskanSayyidah Aisyah Ra. dari hoax itu sebuah ayat :
{وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنكُمْ وَالسَّعَةِ أَن يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ}
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nur : 22)
Jadi, diantara ayat-ayat klarifikasi Haditsul Ifki di Surat An Nur, tidak hanya Sayyidah Aisyah Ra. yang dibela langsung oleh Allah SWT., tapi juga Misthoh bin Utsasah ra.
Seolah Allah SWT langsung membela Misthoh di depan Abu Bakar, “Misthoh dalam peristiwa ini memang salah, tapi janganlah hanya karena satu kesalahannya Engkau melupakan jasa-jasanya di masa lalu, ia itu Sahabat Muhajirin, ikut berjihad di jalan-Ku, toh ia juga masih kerabatmu, maka maafkanlah dia dan nafkahilah dia dengan kelebihan harta yang telah Aku berikan kepadamu, apakah kamu tidak ingin Aku mengampunimu, Wahai Abu Bakar?!”.
Dibacakan ayat ini, dengan menangis Abu Bakar pun berkata :
بلى، أحب أن تغفر لى يا ربى
Tentu Ya Allah, saya ingin Engkau mengampuniku.
Abu Bakar ra. pun menarik kembali sumpahnya dan mau menafkahi Misthoh lagi.
Saya, atau mungkin juga Anda, kadang terlalu reaktif ketika melihat seorang tokoh terpeleset berbuat salah, saya lupa bahwa dia juga manusia yang tidak ma’shum, dan saya lupa akan ribuan jasanya.
Nastaghfirullah.