Imam Syafi’i memang dikenal sebagai sebagai mujtahid besar dan imam mazhab. Keulamaannya dalam bidang fikih dan kemampuannya dalam berijtihad, tak menghalangi beliau untuk menulis syair-syair penggugah semangat.
Karenanya, beliau dijuluki sebagai penerang ulama, sastrawan kaum fuqaha, dan fuqaha yang sastrawan.
Beliau memiliki banyak syair, di antaranya tentang menuntut ilmu. Syair ini sering kita dapatkan di dalam nazham “Alala” yang pastinya tak asing di kalangan para santri. Ya, mereka biasanya menazhamkannya ketika hendak belajar bersama di pesantren.
Berikut nazham itu:
تَغَرَّب عَنِ الأَوطَانِ في طَلَبِ العُلى# وَسافِرْ فَفِي الأَسفَارِ خَمسُ فَوائِدَ
تَفَرُّيجُ هَمٍّ وَاِكتِسَابُ مَعيشَةٍ #وَعِلمٌ وَآدابٌ وَصُحبَةُ ماجِدِ
Merantaulah dan pergilah jauh dari kampung halaman
Ada lima manfaat yang akan kau dapatkan
Menggapai cita-cita, mencari nafkah,
Mendapat ilmu pengetahuan, belajar adab tata krama,
dan bersahabat dengan orang mulia
Dari syair itu kita mendapat banyak pelajaran penting terkait merantau. Mari kita rincikan lima manfaat dalam bait-bait di atas.
1. Menggapai cita-cita
Setiap individu pasti memiliki impian dan cita-cita yang telah mereka pikirkan sejak kecil. Merantau tentunya menjadi peluang emas demi terwujudnya cita-cita, apapun cita-citanya.
2. Mencari nafkah
Ada pepatah mengatakan, sukses di kampung sendiri sudah biasa, sukses di kampung oranglah yang luar biasa. Sudah tak asing lagi jika di daerah tempatmu tinggal, ada beberapa orang perantauan yang menetap di sana.
3. Ilmu pengetahuan
Tak salah lagi, merantau adalah cara untuk memperoleh ilmu pengetahun. Hal ini sudah dicontohkan oleh imam Syafi’i sendiri, sebagaimana beliau merantau untuk menuntut ilmu kepada gurunya, yaitu Imam Malik bin Anas yang berada di kota Madinah.
4. Adab tata krama
Adab tata krama adalah hal yang sangat penting dalam berinteraksi dengan manusia. Yang dimaksud di sini, jika kita merantau, maka kita akan mendapatkan adab pergaulan yang baru.
Kita akan bergaul dengan berbagai golongan, bermacam-macam ras juga suku yang bervariasi, maka kita akan semakin memahami perbedaan pendapat dan juga memahami sikap-sikap tiap individu. Karenanya, dapatkanlah pengalaman sebanyak-banyaknya di perantauan.
5. Bersahabat dengan orang mulia
Bersahabat dengan orang baik sangatlah penting, mungkin saja mereka dapat menolongmu, bukan hanya di dunia, semoga juga di akhirat kelak. Sebagaimana disebutkan dalam bait Alala:
عَنِ الْمَرْإِ لَا تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ # فَإِنَّ الْقَرِيْنَ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِي
فَإِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْهُ شُرْعَةً # وَإِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَدِي
Jika ingin mengetahui seseorang tanyakan saja kepada temannya, karena sesungguhnya seorang teman itu mengikuti (menyerupai) temannya.
Maka apabila ia buruk, segeralah jauhi, namun apabila ia baik dekatilah ia, maka kamu akan mendapat petunjuk (hidayah)
Begitulah kira-kira manfaat yang akan didapat di perantauan. Merantaulah, manfaatkan masa mudamu. Semoga bermanfaat.