Oleh: Eko Wahyudi *
(PR Ansor warga Penyalahan Jatinegara, kabupaten Tegal, Jawa Tengah)
Tegal, Minggu 28 November 2021.
Berikut ini catatan kecil pengalaman penulis, kini penulis sebagai salah satu kader Ansor, tahun 2020 pasca mengikuti kaderisasi PKD (Pelatihan Kader Dasar) yang diadakan oleh PAC Ansor Kecamatan Jatinegara, kabupaten Tegal, bersama kurang lebih 180 peserta PKC, di sekolah MTs desa Cerih, Penulis, bawa kopi merk Wastar (kopi mlik tetangga desa) dengan harga 40 ribu sekitar 30 per bulan ke laur kota, Penulis berkeyakinan ada hikmah dan ilmu iktu PKD mencari ilmu dengan silaturahmi.
Ahirnya habis PKD Ansor, penulis resmi sebagai kader Ansor setelah di bai’at, dengan semangat kebangsaan bersama Ulmaa NU. Penulis sebagai kader Ansor, pada saat itu semangat NKRI dan rasa nasionalisme sebagai pemuda Indoensa, lahirlah ghiroh kebangsaan dan bersama ulama NU untuk mengamalkan nilai-nilai perjuangan ulama NU, Ulama NU yang sudah meningal dan saat ini masih hidup sebagai “paku bumi” NKRI. Sewaktu PKD di sesi ahir ada diskusi ekonomi desa dan peran UU desa tahun 2014 itu, ada perkawinan dua UU itu menjadi pintu masuk penulis sebagai pemuda Ansor untuk menjadi terjun langsung ke medan perang pergerakan ekonomi desa di era Corona alias Covid 19 yang sampai sekarang 2021 masih penerapan PPKM.
Penulis, ahirnya memulai bertanya apa itu kopi, kenapa, bagaimana dan mengapa kopi menjadi isu medsos dimana- mana? . Ngopi luur, kopi broo… ayo ngopi sit …, Kalimat-kalimat itu sangat menyentuh penulis ntuk ber-kopi dengan riset di desa, yang sebelumnya penulis hanya berjualan via online, ke kota-kota besar Indonesia, ke Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, bahkan sampai Lampung dengan barter kopi ada yang di bayar cash, dengan planing manajemen sampai awal di era corona berjualan online. Lama-kelamaan akhirnya penulis ingin membuat produksi sendiri, dan cita- cita kopi Ansor ekspor luar negeri. Inginnya kita sebagai pemuda desa sekaligus pemuda Ansor sebagai kader penggerak ekonomi NU, dan menjadi inspiratif pemuda desa sekaligus masyarakat serta lingkungan sekitar.
Bagi penulis, Yang terpenting lagi kita terus bergerak dengan dasar dasar ilmu yang kita punya, dan mampu mengaplikasikan nyata untuk perubahan dan kemajuan peradaban, kata kuncinya dengan apa? menurut hemat penulis, dengan terus menerus walaupun gagal dan jangan takut salah untuk mencoba, dari kesalahan dan ketidakatahuan melahirkan kepemahaman yang alami, dan bertindak nyata, kreatif , dengan tetap berbasis intelektual, dan sebagai kader Ansor harus bergerak dalam sektor ekonomi pedesaan berbasis pertanian. Warga NU di era sekarang di zaman teknologi dan pasar dunia harus mampu menjadi agen pergerakan ekonomi desa, dan kalau bisa pemuda bangsa bangsa Indonesia yang berani dan bisa bertanding dengan produk luar dikancah global di era 4.0 ini.
Pada suatu hari , penulis sedang membaca dan menulis laptop, sambil menikmati kopi robusta produksi tetangga desa, Kini penulis aktif di PR Ansor desa Penyalahan menjadi wakil ketua bidang ekonomi, penulis ahirnya terjun ke lapangan sampai ke titik desa desa, dengan advokasi CO (Communitty organiser) mendampingi organiser pemuda desa, bersama sahabat-sahabat Ansor. hasil CO di lapangan dan riset PRA (Partispation Reseach Action), kini terpampang data dan foto produk ada 18 UKM. UKM itu bernama UKM Suighbareng group di kantor PR Ansor Penyalahan Jatinegara, Kabupaten Tegal.
Penulis, menceritakan, latar belakang membuat Kopi Patih, Awalnya penulsi sewaktu di Jakarta berdaganag peci NU, sarung NU dan kerajinan biji Jenistri biasa untuk (wiridan) dari daerah Kebumen untuk di pasarkan di ibu kota, tiba-tiba habis ujian semesteran, penulis di staisiun senin, membaca group wa kelas, pengumuman untuk libur sekolah dengan waktu yang belum di tentukan, selama 1 tahun lebih hampir dua tahun sekolah daring masih diberlakukan di kampus UNUSIA (Universitas NU Indonesia) Jakarta.
Penulis, di atas kereta Jakarta-Tegal di stasiun Senen,membaca pengumuman dari Wa group. Di era pendemi Corona oktober 2019 di Wuhan China itu, awal tahun 2020 corona virus yang menakutkan sampai penyakit jiwa manusia dan berdampak pada semua sektor lumpuh seketika itu. Masa pendemi menjadi orang didalam rumah, dari kota ke desa, kalimat ini yang mendominasi medsos dan diskusi di Wa group dan medsos.
Ada sinopsis kopi Ansor Patih atau ide cerita dibalik pendemi corona, ternyata banyak kreativitas ekonomi. Hikmah Corona bagian dari peningkatan iman dan taqwa kepada Alloh SWT, disisi lain menguji mental manusia, kecuali bersabar, jaga kesehatan, manusia untuk berpikir dan bertindak nyata, Yang pada ahirnya harus dan mau tidak mau harus berinovasi. Inovasi produk dari pemuda desa. . Selama pendemi Corona alias covid 19 melakukan riset kopi.
Pengalaman 2 tahun sebagai pendamping UKM pada tim TP2KP Kementrian Nakertras RI di Kebumen 2009, serta pengalaman 4 tahun menjual kue piscok dan puluhan tahun sebagai gelandangan asli asongan berjulan koran di waktu kuliah sebagai asongan dibis dan kereta serta di lampu merah di kota kota di Jawa tengah . berbekal mental dan kerja keras, serta latihan riset desa berbasis ekonomi dari sebuah lembaga riset luar negeri. Kecuali, itu Mengapilkasikan pengalaman di era Covid 19 menjadi penunjuk jam arah kompas kehidupan melakukan Riset Kopi. Sebut saja kopi Ansor dengan label merk Patih dikemas warna coklat emas tua dan bacground hitam tulisan dan gambar biji kopi.
Kopi yang berasal dari kawasan Jatinegara dengan 400-650 MPDL ini menjadikan kekuatan inovasi sumber daya alam, kopi diantaranya menjadi kekuatan komiditi ekspor menghadapi 5.0 mendatang. Desa- desa di kawasan kecamatan Jatinegara yang berjumlah 17 desa ini, diantaranya kelahiran Kopi Ansor berjudul Patih. Kopi patih dari nama seorang tokoh ulama di desa Penyalahan, tauladan ulama, dengan proses istikharoh. Ulama yang dijaman hidupnya kecuali berdakwah kepada umat an masyarakat didesa juga melakukan bercocok tanam dengan membuat aliran air sawah sebagai sumber kehidupan.
Ada berkah manfaat Kopi patih yang di produksi penulis, yang aktif di PR Ansor desa Penyalahan ini, awalnya daro tradisional, satu tahun pasca riset internl dan riset poasar lokal dan nasional bahkan dunia, menindaklanjuti hasil riset sederhana itu, tahapan awal memakai mesin lebih cepat . Saya awalnya banyak bertanya dan terjun apa itu kopi, lalu jalan jalan dan melihat hijau ladang milik tetangga dan warga desa Penyalahan. Suatu hari PR Ansor Penyalahan membut ide diadakan diskusi “Ngaji Ngopi”, selain membahas kajian Agama, oleh bidang Rijalur Ansor, selain mengaji dan diskusi tanya jawab, Nhaji ngopi juga membahas ekonomi kader Ansor.
Pertemuan rutin setiap jumat kliwon, diteruskan Ngaji Ngopi diadakan ziaroh kubur ke makam Mbah Patih di Sumendek Patih terlatk didukuh Mendek, desa Penyalahan. Pada suatu hari saat Ngaji Ngopi , sahabat-sahabat Ansor memunculkan gagasan diskusi, woow ternyata menarik dengan guyon santai, Ngaji Ngopi, berarti perlu ada kopi, lalu perlu sahabat-sahabat diskusi bagaimana ? bergerak ekonomi pemuda desa?, dengan membahas produk era corona. Ahirnya berlanjut dari konsep kopi, kemasan, font tulisan kopi, gambar biji kopi, harga dan tulisan marketing, meniru seperti model kemasan di cafe-cafe Jakarat dan di daerah yang di jual secara online.
“Kemudian penulis dengan ide gagasan dan memutuskan untuk buat kopi sendiri dari bibit kopi yang ada dibelakang rumah milik mertua, tetangga, dengan disangrai menggunakan wajan/penggoreng makanan, ahirnya diuleg-uleg dengan sambal (atau batu pelembut bumbu masak), dan disaringan teh beli di pasar cerih. Praktek uji cob dan belajar kopi hasil bertanya tanya sama keluarga dan orang-orang yang pernah buat kopi.”Alhamdulilah, selama 3 jam bisa bisa 1 ons kopi jadi. ini dilakukan tiap hari selama 1 minggu. kemudian berpikir, jika pakai mesin lebih cepat.
Penulis, juga bekerja jadi guru sekolah swasta MA dan SMP Al Ikhlas desa Cerih, Kecamatan Jatinegara melanjutkan ceritanya, “Ada ide besar lahir seketika, ingin menguleg uleg (baca: digerus) biji kopi yang sudah dimasak biji dari petik merah milik mertua di belakang rumah, lalu dengan wajan pengoreng dna gas melon, masak gas melon dengan alat seadannya yang ada didapur. Seketika itu, ada semangat untuk bagaimana dikemas ?, lalu dikemas dengan plastik 1 ons atau 7 sendok makanan , dan bagaimana produksi masal ?, dan di jual online dan offline, batin saya di “ternyata keren”, ahirnya praktek masak kopi 1 kg, dan di kemas plastik 1 ons.” tuturnya.
Penulis, pada suatu hari lihat hasil kopi gerusan sendiri dan lalu dikemas dengan plastik putih 1 ons, lalu ada sahabat PR Ansor Penyalahan yang suka kopi dan sering minum kopi di afe, ahirnya sahabtku itu mengajak ngopi cafe di kawasan wisata guci Bojong, dengan kopi ala cafe tanpa gula, diselimuti angin yang dingin membuat rasa kopi ini masuk dalam sebuah filosofi kopi.
Penulis teringat, kalimat “filosofi kopi” di film yang ditayangkan di TV swasta nasional pada suatu malam, ahirnya bagi saya menjdi alat peta pemikiran dan petunjuk untuk ber-kopi. Ber-Kopi produksi sendiri maksudnya . Uji coba gagasan ahirnya lembaran kertas, dan lembaran word di laptop , menulis kata riset kopi, dan gambar kopi dan gelas, tulisan dan foto biji kopi menghiasi laptop dengan judul ” Riset Kopi”. kenang Eko Wahyudi yang asli kelahiran kebumen 41 tahun lalu.
Penulis, pada sutau hari ingat 10 tahun lalu, yang pernah jadi pendampingan TP2KP Kementrian Tenaga Kerja RI pada Dinasnakertransos Kebumen, Dahulu pendamping, kini ciat cita terwujud harus jadi pengusaha, datangnya pageblug Corona covid 19 ada hikmah alam rejeki Alloh SWT , penulis terinpsirasi pribadi ketika bertahun tahun menekuni penjualan koran pada awal 2000, dan penawaran iklan dikoran kebumen ekspres, (Jawa Pos group), lalu inspirsi pribadi lainnya penulis tahun 2014 jualan piscok sampai 2018, Inspirasi lainnya, ke Jakarta, penulis tahun 2019 jualan batik peci dan jenistri kerajinan dari Kebumen,
Inpirasi 1 tahun lagi haru punya mesin dan cetak erta kemasan kopi Patih, Saat ini, penulis rencana 1 tahun kedepan atau lebih sesuai dengan kebutuhan terus akan melakukan riset pengembangan kopi Ansor merk Patih, survei pasar dan sedang mengurus perijinan ke Dinas yang bersangkutan, rencana juga akan di adakan kegiatan dengan sponsor kopi Patih, doa dan dukungan motivasi menjadi kunci utamanya keberhasilan saya mengelola kopi. Jika anda pembaca budiman alias pecinta kopi ingin menikmati kopi Ansor – bermerk Patih, bisa hubungi Eko Wahyudi 0877 6499 8919 (.eko)