Oleh : Zahro Wardi
(Pengamat dan Pecinta NU)
NU itu ada 2 golongan:
Yang pertama NU amaliyah. Yang kedua NU Jam’iyyah.
1. Golongan NU amaliyah itu adalah mereka yg berakidah, beribadah dan bersikap sesuai dasar dan prinsip NU. Namun ia tidak berkaitan dg NU scr Jam’iyyah, sekalipun kadang ia aktif makmum di kegiatan2 jama’ah NU. Sehingga NU amaliyah itu tidak ada urusan dg simbul2 NU scr organisasi, misal bendera, kartanu dll. Mereka lintas organisasi dan lintas Partai Politik. Bahkan kalau kita tidak bicara dlm kontek Indonesia, bisa Lintas Negara.
Jika ia mengakui keberadaan NU scr Jam’iyyah ia adalah orang NU Amaliyah muqirron li Jam’iyah atau kadang orang menyebut Jama’ah NU
Kelompok ini menjadi mayoritas orang2 NU di Indonesia.
Namun jika ia tidak mengakui NU scr Jam’iyyah, maka Ia tergolong NU Amaliyah inkaron li Jam’iyyah. Golongan ini tidak terlalu banyak, misal NU GL dan sebagian kecil tokoh2 Muslim.
2. Golongan NU Jam’iyyah adalah mereka2 yg berkaitan dg NU secara Organisasi, yakni masuk dlm kepengurusan atau kelompok2 yg terorganisir di bawah NU Jam’iyyah dan aktif dalam kegiatan2 Organisasi NU. Kelompok NU Jamiyyah scr otomatis mengikuti amaliyyah2 NU dan terikat oleh aturan AD/ART NU secara Organisasi.
Sementara…..
Orang Islam yg berada diluar NU atau masuk sebagai bagian NU scr Jam’iyyah atau mengaku NU scr amaliyyah namun kenyataanya scr amaliyyah bertentangan dg NU, tentu scr otomatis ia bukan NU atau keluar dr NU dan disebut Non NU amaliyyah wal Jam’iyyah
Namun apakah pilihan itu salah?
Jawabanya perlu kajian mendalam tentang hal ini, sbb
secekak kefahaman dan keyakinan saya, Selama ia konsisten mengikuti faham ahli al sunah wal jama’ah, yg menjadi satu2nya Firqoh al-Najiyah sebagaima disabdakan oleh baginda Nabi SAW, tentu paling tidak ia masuk kelompok NU ‘Amaliyyah sebagai pengejawentahan dari faham ahli al sunah wal jama’ah. Sekalipun ia berorganisasi dan masuk partai apapun….
Lalu apakah label Jamaah NU butuh pengakuan dari NU scr Jam’iyyah atau sebaliknya, Pengakuan NU Jam’iyyah terhadap seseorang/golongan butuh ada pengakuan/persetujuan dari yg bersangkutan?
Jawabnya tentu TIDAK……
Ke aswajaan dan keselamatan dunia akhirat seseorang muslim tidak butuh pengakuan dr NU Jam’iyyah. Begitu pula sebaliknya, jika secara Kreteria ia termasuk golongan NU, lalu disebut NU, tentunya label itu tidak perlu dapat persetujuan dari yg bersangkutan bahkan sekalipun ia menolak.
Bila seseorang bekerja di sawah dan itulah sumber nafkah keluarganya, Tentu ia akan disebut Petani. Dan itu tdk butuh pengakuan dan persetujuan darinya. Bahkan sekalipun ia menolak. Kalau ia bilang “Saya PNS ” tentu ia membohongi diri sendiri dan orang lain…
Wallohul a’lam.