الحمدُ للهِ حمدًا يوافِي نعمَهُ ويكافِئُ مزيدَهُ ، يا ربّنا لكَ الحمدُ كمَا ينبغي لجلالِ وجهكَ الكريم ولعظيم سلطانِك. سبحانك اللهم لا أحصِي ثناءً عليكَ أنتَ كمَا أثنيتَ على نفسِك. وأشهدُ أنَّ لا إله الاّ الله وحدَه لا شريكَ له، وأشهدُ أنَّ محمدًا عبدُه ورسولُهُ وصفيُّه وخليلُه. خير نبِيّ أرسلَه ارسله الله َالى العالمِ كلّه بشيرًا ونذيرًا. اللهم صل وسلّم وبارِكْ علي سيّدِنا محمدٍ صلاةً وسلامًا دائمينِ متلازمينِ الي يوم الدّينِ. اما بعدُ فإنّيِ أوصيكم ونفسيِ بتقوَى اللهِ القائلِ في كتابِه القرْانِ : فهل عسَيْتَهُم إن تولَيتُم أن تفسِدُوا فِي الأرضِ وتقْطَعُوا إرحَامَكُمْ (٢٢) أولئك الذين لعَنَهم اللهُ فأصمَّهم وأعمَى أبصارَهم
Jamaah shalat jumat, yang dimuliakan Allah Subhanahu wa ta’ala
Mengawali khutbah Jumat di siang hari yang penuh berkah ini, khaatib senantiasa selalu mengajaj jamaah sekalian, untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan diri kita, takwa dalam artian melaksanakan segala perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi segala Larangan-Nya. Sehingga dengan ketakwaan kita dapat menjadi sebaik-baiknya hamba di sisi Allah ta’ala.
Sebagai mahluk sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain, kita tanpa manusia lainnya tidak bisa hidup dengan baik disebabkan kita masih tergantung dengan manusia lainnya, maka dari itu kita harus menjaga silaturahmi dengan sesama umat manusia.
Menurut Ibnu Katsir pengertian dari Silaturahmi adalah :
تعرفُ صلَةُ الأرحَامِ وهو الإحَسَان الى الأقاربِ في المقَالِ والأفعالِ وبذْلِ الأموالِ ( تفسير ابن كثير – ج٧ / ص ٣١٨)
Silaturahmi adalah berbuat baik kepada kerabat dalam tutur kata, tingkah laku dan dermawan ( Ibnu Katsir 7 / 318)
Dari pengertian tersebut, mengindikasikan bahwa kita harus menjalinn hubungan baik dengan saudaranya, satu dengan lainnya.
Saudara disini tidak hanya pada saudara kandung, bisa saudara sanak dan famili, karib kerabat yaitu orang yang dekat atau bertalian kekeluargaan dengan seseorang. Secara umum juga pada seluruh umat manusia.
Allah taala berfirman :
إنمَا المؤمِنُونَ اخْوةٌ فأصلِحوا بين أخوَيكُم، واتّقُوا الله لعلّكم ترحَمُون
Artinya : ” Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” ( Surat al-Hujurat ayat 10)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam berbagai hadits Rasulullah saw menjelaskan pentingnya silaturahmi dan penggambarannya diantaranya :
Pertama, persaudaraan adalah menyambung tali persaudaraan yang telah putus :
عن الأعمشِ عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ليسَ الواصِلُ بالمُكَافئِ، ولكن الواصِلُ الذي إذا قطِعَتْ رحمُهُ وصلَهَا ( رواه البخاري)
Artinya : Diriwayatkan dari A’masy bahwa Rasulullah saw bersabda : penyambung kekerabatan ( silaturahmi) bukan orang yang masih terhubung silaturahmi. Akan tetapi penyambung kerabat ( Silaturahmi) adalah orang yang putus kekerabatannya lalu ia menyambungnya ( HR al-Bukhori)
Kita menyambung silaturahmi, utamanya pada orang yang sebelumnya putus hubungan dengan kita, supaya mempererat tali persaudaraan.
Kedua, Persaudaraan orang mukmin dengan mukmin lainnya itu seperti bangunan :
المؤمنُ للمؤمنِ كالبنْيَانِ يشُدُّ بعضُهُ بعْضًا. روه مسلم
Artinya : ” Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lainnya” ( HR Muslim)
kerjasama adalah kunci merajut kebersamaan, tidak egois dan merasa diri paling penting dan berjasa. Gotong royong dan tenggang rasa merupakan sikap mukmin yang harus dibangun memperkuat persaudaraan.
Ketiga, dipanjangkan umur dan dilapangkan rezeki :
من أحبَّ أن يُبسَطَ لهُ في رزْقِهِ ويُنْسَا له في أثَره : فلْيَصِلْ رحِمَهُ
Artinya : Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umur nya, maka lakukanlah silaturahmi (Mutafaq Alaih HR Anas)
Silaturahmi bisa menambah rezeki, sebab semakin banyak relasi dalam kebaikan, sehingga ketika jangkauan amal baik akan semakin besar.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Betapa pentingnya silaturahmi, jangan sampai kita memutus tali silaturahmi, sebab konsekuensinya adalah bisa tidak masuk surga :
Menurut hadist nabi
قال البي صلى الله عليه وسلم لا يَدخلُ الجنَّةَ قاطِعُ رحِمٍ
Artinya : orang yang memutuskan silaturahmi tidak akan masuk surga ( HR al-Bukhori, Muslim dan Abu Dawuh)
Begitu beratnya ancaman orang yang memutuskan tali silaturahmi. Bisa menimbulkan perpecahan, konflik dan perang besar.
Allah taala berfirman :
قال الله تعالى فهل عسَيتُمْ إن توَلَيْتُمْ أن تُفْسِدُوا في الأرضِ وتقَطَعُوا إرحَامَكم (٢٢) أولئك الذين لعنَهُم الله فأصمّهم و أعمى أبصاَرٌهم ( محمد : ٢٢- ٢٣)
Artinya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya pengelihatan mereka. ” ( QS Muhammad : 22-23)
Ditulikan disini bisa saat didunia berupa tuli dan buta mata hatinya, sehingga dia kurang respek terhadap keluarga, masyaraka dan negara.
Betapa pentingnya silaturahmi, semoga kita dijauhkan dari memutuskan silaturahmi.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ،