Margasari_NU Tegal-
Rois Syuriah PCNU Kabupaten Tegal KH. Nawawi Ashari menegaskan bahwa lahan pengabdian di NU itu sangat luas, baik di lingkup struktural maupun di basis-basis kultural. Warga NU yang berkhidmah di organisasi NU maupun yang memilih berkhidmah di masyarakat NU hakikatnya sama.
“Mereka yang aktif menjadi kader Jam’iyah NU tentu saja akan memiliki nilai lebih jika mampu berkiprah secara optimal dalam membesarkan nama baik organisasi. Akan tetapi harus tetap disertai niat yang tulus alias jangan pamrih. Berkhidmah di NU secara ikhlas itu barokahnya luar biasa,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Anwarul Hidayah Kalisalak – Margasari ini.
Di sisi lain, kata Kyai Nawawi, mereka yang tidak aktif di NU secara organisasi tapi sangat aktif memperjuangkan nilai-nilai Islam ala NU di masyarakat juga bagian dari pejuang NU. Contohnya para Kyai yang mendirikan pesantren dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang bersanad kepada ulama-ulama NU. Termasuk para ustadz-ustadzah yang mengajar di TPQ atau MDTA yang menerapkan metode ke-NU-an.
“Jadi memang sangat luas lahan khidmah atau pengabdian di NU. Apalagi NU juga memiliki banyak lembaga dan badan otonom yang berkonsentrasi pada bidang masing-masing. Seperti sampeyan yang jadi wartawan media NU juga bisa disebut sebagai tokoh NU di bidang jurnalistik,” ujar Kyai Nawawi kepada tim Media NU Tegal.
Kyai Nawawi sendiri saat ini masih tercatat sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jawa Tengah, di samping mengelola Ponpes Anwarul Hidayah di kampung halamannya. Kyai muda kelahiran 1 Mei 1972 ini merupakan alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Beliau mondok di sana semenjak tahun 1990 hingga akhir tahun 2003.
Di Pondok Pesantren Anwarul Hidayah yang belum lama didirikannya itu beliau mengajar mengaji kitab kuning seperti Fatkhul Qorib, Fathul Mu’in, Ihya ‘Ulumuddin, Tafsir Jalalain, Mukhtarul Ahadits dan lain-lain. Selain itu ada juga Murrotil Al-Quran metode sorogan khas pesantren Lirboyo, serta kegiatan rutin tiap malam Ahad berupa pembacaan Wirid Hizib Bahr.
“Yang ikut ngaji sampe 300an jamaah. Tetapi untuk santri yang mukim di pondok ini baru ada 30an santri. Para santri ini selain mondok juga bersekolah formal di SMP Ma’arif NU dan ada yang di sekolah MTs Nurul Ulum Margasari,” tambahnya.
Pewarta : M. Shafei Pahlevie