Margasari, NU Tegal
Peluang berwirausaha bagi Nahdliyin (Warga NU) terbuka lebar, untuk itu perlu diaplikasikan kepada seluruh kader di berbagai tingkatan sebagai upaya menerobos pasar global. Terutama bagi generasi muda seperti Gerakan Pemuda Ansor yang harus mengambil peran dengan inovasi dan kreasi wirausaha baru. Apalagi, kemandirian ekonomi harus dimiliki Nahdliyin di Satu Abad NU.
Hal tersebut disampaikan Pengusaha Muda asal Jatinegara, Tegal, Eko Wahyudi saat menjadi pembicara pada Bincang Ekonomi di PR Ansor Kali Pasir 2, Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Jumat (23/9)
Kader Ansor, lanjut Eko, jangan sampai menjadi benalu apalagi parasit dalam tata perekonomian. Ansor harus menjadi pelopor kemandirian ekonomi lewat usaha produktif dan penuh inovatif. Dalam catatan sejarah, NU telah membuktikan hal tersebut yang diawali dengan pendirian Nahdlatut Tujjar sebagai embrio pendirian NU. Salah satu tujuan pendirian Nahdlatut Tujjar adalah untuk mengangkat perekonomian muslim.
Eko yang juga pengusaha Genteng Jatiwangi itu mengungkapkan, sejarah Bangsa Indonesia dan NU sama-sama dalam rel kemandirian, kemandirian untuk mencapai Tujuan Nasional.
“Dengan kemandirian, maka Bangsa Indonesia akan menjadi negara maju the big five di dunia. Sama halnya dengan NU yang seiring menuju Kick off peradaban 1 Abad NU menembus pasar bebas dan G20,” tandas Eko.
Eko wanti-wanti kepada Pemuda Ansor, dalam menghadapi era digital agar Ansor fokus berinovasi dalam usaha baru. Bahwasanya, usaha baru akan muncul bila terjadi kolaborasi antara ide dan skill dengan membuncahkan potensi diri dan potensi alam di sekitarnya.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), lanjutnya, menjadi daya ungkit yang kuat dan tahan banting untuk memulai usaha baru. Terbukti, UMKM berdiri kokoh meski dihantam badai krisis dan kejamnya virus Covid-19.
“Mulailah berperan sebagai pelaku UMKM, maka kemandirian lambat laun akan tercipta.Tak dipungkiri, keberadaan UMKM sudah mulai naik kelas dan awalnya dari desa. Karena desa adalah sumber pangan dan pusat ekonomi, tinggal kita mampukah mengelolanya?” pungkasnya.
Senada, Pembina Ansor Kalipasir 2 KH Ghozali menerangkan pentingnya kemandirian ekonomi. Kiai Ghozali yang juga pengusaha itu mengungkapkan kalau dirinya semasa nyantri belajar kemandirian di pesantrennya yang mengelola air mineral kemasan dan produk lainnya.
Para ulama terdahulu juga sudah memberi tauladan dengan berdagang, mempunyai usaha serta menjadi pelaku usaha. Nabi Muhammad SAW juga seorang saudagar sukses, pendiri NU KH Hasyim Asy’ari setelah mengerjakan tugas mengajar di pesantren, waktunya di gunakan untuk bermasyarkat dan berdagang.
“Ikhtiar saya dalam kemandirian ekonomi, semenjak pandemi Covid-19 memproduksi tempe dan tetap menjadi pengajar di Madrasah Diniyah,” ungkapnya.
Diskusi ekonomi dipandu mahasiswa STIKPNU Tegal Masykuri dalam suasana gayeng. Sebelumnya digelar rutinan pembacaan Yasin dan Tahlil.
Kontributor: Masykuri
Editor: Wasdiun Selapura