Tulungagung—Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qaumas meminta kepada kader Ansor untuk tidak takut kepada kelompok-kelompok radikal, memaksakan paham dan kelompok anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Permintaan Yaqut Cholil Qaumas yang akrab disapa Gus Tutut, disampaikan saat memberikan pengarahan kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Dosen Muda Tingkat Nasional, Minggu (2/3) di Tulungagung.
Gus Tutut merasa heran dan prihatin dengan adanya sekelompok orang yang hidup dan dibesarkan dalam bumi Indonesia, tetapi pada saat yang sama ingin menghancurkannya.
“saya meyakini ketika kyai-kyai mendirikan Nahdlatul Ulama tujuannya adalah untuk mendirikan Indonesia. Ketika ada orang yang ingin merubuhkan Indonesia, kita tidak peduli siapapun harus kita lawan” tandas Yaqut.
Setiap kali negara menghadapi masalah maka Ansor tampil didepan dan itu telah dicatat dalam sejarah bangsa tentang komitmen Ansor, katanya.
Menurut Gus Tutut, ancaman terdekat negara Indonesia adalah liberalisme – neobliberalisme dan Radikalisme. Posisi Ansor berada ditengah-tengah dan kita mempunyai alat (tools) yang terbatas. Tentu merasa sulit ditengah-tengah aparat gamang dan kerap tidak hadir menghalau ancaman kebangsaan ini.
Menurut Gus Yakut, NU didirikan untuk Indonesia dan bukan sekedar untuk mengembangkan ahlussunnah waljamaah (Aswaja). Kalau hanya menjaga aswaja, Hadratus Syaih KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbullah dan KH. Bisri Syamsuri tidak perlu repot-repot mendirikan Jamiyyah ini, cukup digarap dipesantren-pesantren.
Ditegaskan oleh Gus Tutut, membubarkan kelompok anti Pancasila dan NKRI tidak perlu mencari alas an, karena alasannya sudah sangat jelas. “Kita ini menjaga warisan Ulama Kita yaitu bumi Indonesia” Jadi kalau HTI mengatakan, Indonesia adalah negara toghut berarti mereka telah menghina warisan para ulama yang telah dibangun dengan susah payah.
Kegiatan PKL Khusus Dosen Muda Tingkat Nasional di gelar selama 4 hari, 30 Maret s.d 2 April 2017 di IAIN Tulungagung. Hadir sebagai nara sumber dan instruktur adalah Agus Zainal Arifin Dekan Teknologi Informasi ITS Surabaya, Maftukhin Rektor IAIN Tulungagung, Adnan Anwar Instruktur PBNU, KH. Abdul Ghafur Maemoen Wakil Katib PBNU, Gus Ahmad Nadzif dan Gus Najib Bukhori (Dewan Instruktur PP Ansor) dan segenap fungsionaris PP Ansor lainnya.
Sementara itu Adung Abdul Rochman, Sekjen PP Gerakan Pemuda Ansor menyatakan alumni PKL yang berasal dari dosen berbagai perguruan tinggi se-Indonesia ini harus menyediakan dirinya menjadi rujukan masyarakat dalam soal keagamaan, kemasyarakatan dan kebangsaan yang moderat dan mencerdaskan.
Adung berharap mereka harus menjadi pelopor dari talking majority atau mayoritas yang menyuarakan bukan sailen majority atau mayoritas yang diam. (Ruchman Basori).