Dalam Haul dan Haflah Akhirussanah 1439 H Ponpes Lirboyo & Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien di Aula Muktamar, Selasa 9 Sya’ban 1439/24 April 2018, dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA., yang juga salah satu alumni Pondok Pesantren Lirboyo. “Saya masih bangga jadi santri Lirboyo. Bukan bekas santri lho ya, tapi tetap santri,” ungkap Kiai Said mengawali ceramahnya.
Kiai Said seperti biasa membuat terpukau para hadirin dengan keluasan wawasan dan ilmunya, plus diselipi humor ala santri. “Kitabnya kecil, namanya Ja-a Zaidun (Zaed datang) karya Syaikh Ahmad Zaini Dahlan,” lanjutnya.
زيد الطويل الابيض ابن مالك * فى بيته بالامس كان متكي
بيده سيف لواه فالتوى * …..
Dalam sebagian nuskhah:
زيد الطويل الأزرق ابن مالك ** فى بيتهِ بالأمس كان متكي
في يدهِ سيف لواه فالتوى ** فهذه عشر مقولات سوا)
Ini adalah mukaddimah falsafah agar kita bisa menilai seseorang dengan benar. Dengan objektif. Terlepas dari senang dan tidak senang.
زيد: Esensi
الطويل : Kuantiti
الابيض : Kualiti
ابن مالك : Relasi
في بيته : Place
بالامس : Time
كان متكي : Posisi
بيده سيف : Punya apa/To have
لواه : Aksi
فالتوي : Reaksi
“Jadi kalau lihat seseorang dan bagaimana kita menyikapinya harus melihat sepuluh kategori ini,” terang Kiai Said lalu mencontohkan dengan Pak Jokowi.
1. (Esensi), siapa itu? Oh Pak Jokowi.
2. (Kuantiti), kulitnya bagaimana?
3. (Kualiti), kualitasnya bagaimana? Oh beliau S1 UGM fakultas perhutani.
4. (Relasi), hubungannya bagaimana? Oh karena beliau Presiden jadi lainnya adalah rakyat.
5. (Place), di mana? Di Indonesia.
6. (Time), kapan? Ya sekarang!
7. (Posisi), punya posisi apa dia? Presiden!
8. (Punya apa), punya kekuatan apa dia? Oh saifun/pedang/kekuasaan.
9. (Aksi), dibuat apa kekuatan itu?
10. (Reaksi), akibat dari perbuatan dia apa?
Dengan memandang sepuluh kategori itu kita bisa melihat plus-minus, dampak positif-negatif pada seseorang, apabila menyenangkannya atau bahkan menyakitinya. Wallahu a’lam bis-shawab. (Robert Azmi)